Friday, 31 May 2013

Serabi - Kebudayaan Lokal Memiliki Nilai dan Potensi Ekonomi



Serabi
MAKANAN khas Sunda ini yang memiliki bahan utama tepung beras dan parutan kelapa terpilih sebagai salah satu dari 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia.
Di Bandung, serabi biasa dijajakan di pagi hari dan dimasak menggunakan tungku sehingga menghasilkan rasa yang khas. Kadangkala telur ayam yang telah dikocok ditambahkan keatas adonan surabi yang sedang dimasak.
Warga Bandung tentunya sudah tidak asing dengan salah satu jajanan yang sudah populer dari zaman dulu ini. Sejak dulu, surabi sudah merupakan jajanan khas orang Sunda, terutama Bandung. Namun Surabi ini tidak pernah hilang meskipun semakin berkembangnya zaman dan semakin banyak jajanan di Bandung.
Kalau sebelumnya orang mengenal surabi adalah makanan khas jawa barat yang rasanya hanya dua rasa (Surabi Manis dan surabi Oncom), surabi modern bertabur telor, susu, keju, coklat, fla, dan semua taburan ala dunia barat. Kecanggihan surabi ini diimbangi dengan keberadaan warung surabi di Bandung, mulai dari warung tradisional dan seadanya sampai warung nongkrong yang penuh pelanggan anak muda.
Kedai surabi kebanyakan didatangi oleh anak muda, dari warga Bandung asli hingga wisatawan yang berkunjung. Karena surabi menjadi salah satu jajanan khas yang menarik perhatian wisatawan dari luar Bandung.
Selain semakin banyaknya varian dari surabi, juga semakin banyak kedai atau cafe yang menyuguhkan menu utamanya adalah surabi. Selain harganya murah meriah, beberapa kedai menyajikan tempat dengan view yang asik sebagai tempat nongkrong serta ditemani musik yang
Tempat yang menyajikan serabi dengan berbagai variasi rasa tersebar di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Bogor dsg. Selain tersedia di berbagai kota besar di Indonesia, ternyata Serabi juga telah di kenal di mata Internasional. Serabi telah menjadi daya tarik tersendiri bagi Indonesia khususnya Jawa Barat dan dapat menjadi potensi dan nilai ekonomi yang tinggi bila dapat terus ditingkatkan secara inovasi dan kreatifitas.
Serabi atau yang lebih akrab dengan nama serabi ini mampu bertahan di berbagai situasi ekonomi. Selain harga yang murah dan rasa yang enak, berbagai perkembangan atau evolusi dari yang terdahulu juga menarik peminat agar tidak mengalami kejenuhan suatu produk.

No comments:

Post a Comment